When Words Gather
Jumat, 29 September 2017
The Dilematic Decision (TDD)
Sabtu, 13 Mei 2017
Cerita Cinta
karena cinta tak harus diawali bahagia
luka juga membawamu ke sana
mungkin cara cinta tak kau suka
tapi siapa yang berani bertanya
pada sebuah rasa?
--
namun jangan sampai salah
jatuh cinta memang pernah
tapi kita tak selalu belajar
bahwa hati tak selalu benar
begitu juga suara dari kepalamu
..."
inspired by x808
Story Behind A Smile
All because of you. Your voice, your words... it defeats all of my favorite songs. The way you response and laugh to my not-so-funny jokes touches me, and you should believe one thing.
You already own the power to light a smile, by being just yourself.
And, I might fall for it.
-x808
Jumat, 14 April 2017
You Love Silently
***
Kadang-kadang kita tahu kita mencintai sesuatu. Tanpa syarat.
Kamu tahu ke mana kakimu melangkah ketika mendengar satu nama, kamu tahu siapa yang membuat hatimu berdetak, kamu juga paham benar siapa yang bisa membuat senyummu merekah.
Masalahnya cuma satu, kamu menolak mengakuinya.
Karena mengakuinya berarti menghancurkan dirimu sendiri.
Dan kamu jauh lebih menyayangi dirimu sendiri daripada sesuatu itu.
Jumat, 15 Juli 2016
I Won't Love
"So that was how love starts? By a glance I mistakenly took? By a word I wrongfully heard?
I'm a stupid person by heart, a smart person by brain. My heart tells me to keep it just the way it is, my brain commands my body to show it.
Just make sure you won't do anything that would make you hate me.
Because I might fall."
--sincerely saying to you, 0__8
Selasa, 07 Juni 2016
My Sincere Apology
Ini maafku yang paling dalam.
Maafkan aku kalau-kalau aku menyakitimu dulu karena, yah, aku tipe orang mengesalkan yang patut kaubenci. Aku gagal mengerti kesibukan orang lain. Aku gagal mengerti bahwa di otakmu lebih banyak urusan yang lebih penting daripada aku. Hanya satu kalimat yang bisa meringkas paragraf ini. Aku gagal mengertimu.
Maafkan aku kalau-kalau sampai kini aku masih jadi wanita yang mengesalkan untukmu, yang tiba-tiba mengirim pesan penuh permintaan tak penting di tengah riuh rendah kesibukanmu. Padahal, selama kau dulu sibuk sendiri dengan dirimu, aku tak pernah konsisten memperjuangkan kembali dirimu. Aku memang sosok yang plin-plan dan inkonsisten. Tenang, aku akan mengubahnya agar kau mungkin, dengan damai, bisa kembali.
Maafkan aku kalau aku terus-terusan menolak menemuimu. Bukan aku takut menghadapimu dan menatap wajahmu secara langsung, tapi aku punya urusan yang jauh lebih penting darimu. Apapun alasanku, aku paham ini masih saja mengesalkan, benar? Tapi tetap saja, sudah saatnya aku berterimakasih atas kedatanganmu di sini saat itu. Mungkin kakiku ada di tanah hari itu, tapi jiwaku melayang lebih tinggi daripada abu vulkanik gunung yang meletus. Analogi yang aneh? Tepat. Aku memang aneh.
Ada masih banyak kegagalan, kesalahan, kebohongan, kebodohan, dan segala hal negatif lain yang aku lakukan selama dua tahun kita sempat dekat. Maka karena itu, pintaku hanya satu. Maafkan aku. Kau telah meminta maafku begitu banyak ketika kau bahkan tidak salah apa-apa. Kini saatnya aku, yang kerap menyalahkanmu karena naik turunnya emosiku, meminta maaf pada dirimu.
Maafkan aku, mas.
(NB: Aku paham kau tidak suka dipanggil mas. Tapi, inilah caraku menghormatimu. Empat tahun dan aku masih konsisten soal hal itu.)
Partner menulismu,
Kawan sehobimu,
(Orang yang rela jadi) wanitamu,
GUESSZXN.
Kamis, 19 Mei 2016
Di Belasan Purnama Itu Ada Dirimu
Disclaimer:
Author yakin kalo ngeliat judulnya pasti langsung inget AADC/AADC 2 yes? Kenyataannya memang inspired dari sana. Hehe!
------
Aku punya banyak teman yang juga temanmu. Kami tidak tahu kemana perginya kau sejak saat itu, saat kau tinggalkan aku. Ada banyak yang berubah semenjak kau menghilang. Aku dan kau yang dulu jadi pusat lirikan sinis, kini jadi bahan canda yang tepat di sela-sela obrolan. Aku tidak tahu apakah ada di antara mereka, temanmu yang tak kukenal, membicarakan aku. Tapi, yang aku tahu, setelah kau pergi, atmosfer hidupku berubah.
Selalu ada harapan yang kusimpan sendiri di sudut-sudut terdalam diriku, bahwa suatu saat nanti mungkin kita akan bertemu. Manis atau pahit pertemuan itu, aku tidak tahu. Ingin sekali aku bisa membaca masa depan, mengetahui kapan aku bisa menatap matamu dan menyaksikan senyum yang membuatku jatuh padamu itu terlukis di depan wajahku. Tapi, aku tidak punya kemampuan itu.
Satu-satunya caraku menemuimu adalah doa. Aku berdoa semoga kau tetap dilancarkan segala urusannya, dan diam-diam berharap kau akan kembali lagi pada kesalahanmu yang sama--aku. Tidak mungkin, ya? Tidak mungkin, tentu saja. Kembali padaku sama saja bunuh diri. Kau sudah seharusnya mencari calon istri, mengerti? Pergilah, akan kutunggu berita baik darimu.
Akan kutunggu kembalimu dalam berapapun jumlah purnama yang kau inginkan. Sebagai kawan lama, sebagai teman ceritamu di tengah sepinya malam, sebagai rekan satu hobi yang selalu kunanti. Temukanlah jalan pulangmu, entah itu aku atau bukan. Pulanglah pada hati yang tepat, tinggallah di sana, dan nikmatilah purnama indah itu bersamanya.
Karena, melihatmu bahagia adalah anugerah yang paling kucinta.
(PS: Kamu tahu anugerah yang kucinta selain itu? Kamu!)
Love,
GUESSZXN